JALAN-JALAN KKL S2 SIPIL UNS 2008 menuju GREEN CANYON di PANGANDARAN……….
Jumat malam, tanggal 3 Maret 2009, mahasiswa S2 Fak.Teknik Prodi Sipil Angkatan 2008 mengadakan KKL ke beberapa tempat. Adapun tempat yang akan dituju, adalah :
· Waduk Sempor
· Rumah BAKORWIL Purwokerto
· Pabrik Aspal PT.Hutama….
· Pantai Pangandaran
· Hutan Lindung
· Green Canyon
Kebayang ……. banyak sekali obyek yang harus dikunjungi selama 2 hari 1 malam. Tapi asyik banget …… dech. Base Camp-nya di KPN UNS lalu berangkat sekitar pukul 19.30 dengan bis White Shark. Sebelum meninggalkan Solo, kami makan malam di restoran Taman Sari, Colomadu lalu berangkat menuju ke Gombong. Oya, sebelumnya kami men jemput Pak Sri salah seorang mahasiswa S2 di dekat Delanggu atau Tegalgondo ( saya lupa…maklum udah malem sich….ngantuk). Di sepanjang perjalanan ke Gombong, rekan-rekan S2 plus 3 dosen pembimbing yaitu Ibu Sobriyah, Pak Ari dan Pak Mamok, asyik berkaraoke ria. Ada yang serius banget nyanyinya…. tapi ada juga yang suka melemparkan komentar pendek. Lucu dan meriah sekali. Kalau saya….cuma asyik mendengarkan “artis-artis” yang nyanyi dan akhirnya…….tidur manis di jok nomor dua. Tapi saya tidak bisa pulas karena AC-nya dingin sekali dan…ngantuk banget. Lagu-lagu mulai dari Peter Pan, Bunga, ST 12, Massive , dangdut, ……….. Zzz…..zzz…zzz…zzz. Eit…tahu-tahu udah sampai di hotel Grafika, Gombong. Saya sekamar dengan bu Sobriyah. Saat masuk kamar, saya langsung cuci muka dan melanjutkan tidur. Saat mulai terbang ke alam mimpi, tiba-tiba…. ada kehebohan kecil di kamar saya plus kamar sebelah. Apa itu ? Ternyata ada seekor tikus gendut plus hitam sedang berlarian bolak-balik dari kamar saya ke kamar sebelah. Wah…kami kaum hawa sibuk menjerit-jerit karena takut dan jijik. Sang tikuspun juga tak kalah bingung karena nggak bisa keluar dari kamar. Atau………. bingung juga karena penghuni kamarnya cewek semua dan sedang menjerit-jerit.….wih…. Lalu Bu Sobriyah berusaha mengeluarkan tikus itu. Lewat tirai yang terjuntai dekat tempat tidur bu Sobriyah, akhirnya tikus itu keluar. Setelah agak tenang, saya mandi dan berbenah kemudian dilanjutkan dengan makan pagi. Ternyata traveller guide sempat mendengar ada suara jeritan di kamar cewek. Lalu saya ceritakan peristiwa itu, semua yang mendengarkan ketawa. Kebayang khan hebohnya kaum hawa saat lihat tikus gendut itu sibuk berlarian……….…..?
Setelah makan pagi , kami sejenak berfotoria di Hotel Grafika. Lalu kami bersiap-siap untk berangkat ke waduk Sempor.
Wah….indah sekali. Serasa danau dalam negeri dongeng. Apalagi diampingi oleh Ibu Mukahar yang duduk di jok belakang saya. Wah…ramai dech. Saya kebetulan dari jurusan Arsitektur, yang melihat potensi keindahan yang masih murni. Selain sisi fungsional sebagai pengendali banjir, waduk Sempor memiliki posisi yang bagus bila dikembangkan sebagai obyek wisata. Ada wisata motor boat di sana. Kadang dipakai juga untuk terjun payung dari kalangan TNI. Hutannya juga masih cukup lebat. Namun ….. cuacanya juga cukup panas. Saya nggak tahu kalau malam hari. …..Gelap banget nggak ya? Soalnya masih jarang listrik. Cukup lama kami menikmati keindahan waduk Sempor. Ada yang sibuk berfoto-foto, ada juga yang sedang berdiskusi. Kalau saya sich, selalu berkutat dengan kamera. He…he…he….
Pukul 10.30 kami langsung cabut menuju ke rumah Bakorwil Purwokerto. Bu Sobriyah sudah menghubungi pengelola rumah Bakorwil Purwokerto dan kami semua ditunggu oleh mereka. Sekitar pukul 11.30, kami sampai disana dan disambut dengan hangat. Selain materi presentasi berupa cara pemeliharaan bangunan kuno, kami juga disuguhi snack plus coffe, juga nasi doos . Saat rekan-rekan S2 Sipil sibuk berdiskusi, saya jalan sendirian memotret seluruh sudut ruangan. Selain lantai 1, saya juga menuju lantai 2 dan halaman bekang rumah Bakorwil Purwokerto. Dengan diampingi oleh salah seorang pengelola, saya menanyakan banyak hal dan diantarkan disetiap sudut untuk memotret. Sekitar pukul 13.00 kami pamit dari rumah Bakorwil Purwokerto menuju ke pabrik aspal.
Pak Ari juga sudah menghubungi staff pabrik aspal dan kami sedang ditunggu pula oleh mereka. Nah, untuk makan siang, ternyata, pihak travellers sudah menyediakan nasi doos, padahal kami juga mendapat nasi doos dari Bakorwil Purwokerto. Lalu kami semua sepakat makan nasi doos dari travell agent, sementara nasi doos disimpan untuk makan malam. Kebetulan lauknya kering, jadi tidak menjadi basi. Setelah sampai di pabrik aspal, kami disambut dengan hangat oleh staff pabrik. Saat kami semua duduk dalam ruangan untuk berdiskusi dengan staff pabrik, kami disuguhi lagi dengan.,…snack plus teh botol. Wah…kenyang banget. Nggak tahu tuh, naik berapa kilo berat badan ini. Setelah diskusi dan meninjau pabrik, saya menanyakan perihal cerobong api di sebelah pabrik. Ternyata cerobong api tersebut milik pertamina yang hanya berjarak sekitar 15 meter dari pabrik aspal. Setelah beberapa saat, ada 2 rekan S2 yang tdk melanjutkan perjalanan, karena pulang ke rumah keluarga. Kemudian setelah berpamitan, kami semua menuju Pantai Pangandaran. Pak Pandu sebagai travellers guide menjelaskan bahwa perjalanan ke Pantai Pangandaran cukup lama dan kondisi jalan yang lumayan jelek. Namun sebelum berangkat ke Pantai Pangandaran, Pak Mamok mengusulkan untuk mampir ke benteng Pendem, tapi berhubung sudah sore maka Pak Pandu khawatir. Karena Benteng Pendem terletak di wilayah Cilacap yang mempunyai karakteristik khusus. Bila pagi sampai siang hari, kondisi masyarakat terlihat normal. Namun bila mulai sore hari, Cilacap mulai berubah wajah. Banyak masyarakat yang memalak wisatawan dan juga perjudian yang marak. Pak Mamok juga menambahkan kalau situasi rawan tersebut disebabkan karena Cilacap adalah kota pelabuhan, sehingga banyak awak kapal yang berlabuh dan sering kali memicu kekisruhan. Melihat situasi lingkungan yang cukup rawan, maka kami mencoba untuk melewati Benteng Pendem. Dan ternyata….kami tidak dapat masuk, karena sudah waktu sudah pukul 17.30. sementara peraturan yang berlaku adalah mulai pukul 18.00, areal harus sudah dikosongkan. Kami lalu menuju pantai di teluk Penyu sambil memandang pulau Nusakambangan di seberang lautan. Setelah berfotoria, kami lalu naik bis menuju ke Pantai Pangandaran. Di sepanjang perjalanan, Pak Pandu, menawarkan paket wisata ke pulau Nusakambangan, bahkan wisatawan bisa berfoto dengan kalangan narapidana. Nggak usah khawatir… penjagaannya ketat, kok. Tapi menurut saya….kasihan juga, ya? Mereka khan sedih dan terluka, mengapa dieksploitasi ? Wah….ini pe-er buat pemerintah. Sepabnjang perjalanan, kami merasakan kondisi jalan yang berkelok-kelok dan berkontur. Disertai pula oleh hujan petirdan angin, yang membuat perjalanan terasa seram dan mencekam. Kami sering kali melewati jalan yang rusak, dalam suasana gelap dan dingin……wuih seram sekali. Untuk mengurangi ketegangan, lalu kami sepakat makan malam dari nasi doos dari pengelola rumah Bakorwil Purwokerto. Lalu kami semua tidur……Tapi saya nggak bisa tidur…. Habis duduk di dibelakang sopiryang setiap belok dan ngerem membuat dada dada saya dag dig dug. Takut dan kaget. ………Setelah sport jantung selama 3-4 jam, sekitar pukul 10, kami sampai di Pantai Pangandaran dan memasuki halaman hotel. Setelah masuk kamar dan berbenah, kami disuruh……..makan lagi. Duh…. bulat juga nih badan. Saya sudah nggak nafsu makan lagi, cuman ngambil sup lalu teh hangat. Habis itu tidur sambil memasang charger handphone. Rekan-rekan S2 yang lain pergi jalan-jalan sampai pkl.00.00. Nah….setelah melewati malam yang panjang, waktu bangun pagi, kami diajak ke pantai buat main air. Tapi saya salah info… karena terlanjur dandan, rapi, wangi dan pakai baju bersih. Saya pikir cuman lihat dan jalan-jalan di pantai, ternyata banyak rekan-rekan S2 yang nyebur ke laut yang cowok, beberapa cewek, Pak Ari dan Pak Mamok.
Lalu sekitar jam 07.00 kami kembali ke Hotel, lalu mandi, berbenah dan makan pagi serta persiapan menuju ke Hutan Lindung dan Green Canyon ( bukan Grand Canyon….sayangku ). Rekan-rekan banyak yang belanja kaos, celana pendek, makanan dan lain-lain. Saya juga beli 3 potong celana pendek, gantungan kunci, terasi, ikan asin dan teri nasi. Di hutan lindung kami cuman punya waktu 1 jam. Tapi itu cukup memuaskan, karena ketemu dengan saudara-saudara jauh… Apa itu? Monyet-monyet yang sedang gendong anak..Banyak, dech. Saya juga punya foto mereka. Mereka ???? Lalu setelah satu 1 jam, kami cabut menuju ke Green Canyon…nah ini obyek yang cukup menantang dan membutuhkan waktu yang agak lama. Kami menyewa beberapa perahu, karena maksimal penumpang perahu hanya 6 orang. Kami berlayar mengarungi sungai yang cukup lebar, warna air sungai coklat, kedalaman sekitar 15 m, serta dengan arus yang cukup deras akhirnya sampai diujung sungai. Ternyata diujung sungai, perahu harus berhenti. Di ujung tersebut, terdapat bongkahan batu alam yang menyerupai gundukan kecil. Di gundukan batu tersebut terdapat sungai kecil , dalam, dan berada pada level tanah yang lebih tinggi dari sungai yang dilewati perahu. Banyak wisatawan yang naik kebatu tersebut lalu berenang guna menyusuri sungai kecil tapi dalam dan deras menuju ujung yang lain. Dari rekan-rekan KKL,ada 4 orang yang naik ke atas lalu berenang menyusuri sungai kecil. Krena arus sungai cukup deras, maka ada seorang rekan yang tidak bisa bergerak karena terganjal pelampung. Duh……saya dan Pak Sri nunggunin mereka….lama ….sekali. Setelah selesai kami pulang ke dermaga, lalu makan siang. Ke-4 orang yang berenang tadi lalu mandi dan makan siang. Duh…saya haus banget, lalu beli coca cola. Setelah selesai kami cabut untuk beli oleh-oleh. Saya beli ledre, getuk goreng 2 besek, juga tempe kering. Lalu kita makan malam di Gombong lagi lalu cabut ke Solo. Jam berdetak pukul 22.00. Sepanjang perjalanan juga diramaikan dengan karaoke dan bercanda. Meriah sekali…… Lalu pukul 23.00, saya di sms mama untuk dijemput dimana dan jam berapa. Saat itu masih di Bantul, sekitar 1 jam lagi sampai ke Solo. Sopir sudah saya suruh stand by di tugu batas Kleco. Sebelum masuk Solo, kami menurunkan Pak Sri di Delanggu atau Tegalgondo….lalu ada seorang rekan lagi diturunkan di Kartosuro. Beliau turun di bekas terminal Kartosuro yang gelap dan sepi lalu memesan Taksi. Ih…seram …gelapnya. Lalu yang ketiga…saya. Saat bis melaju menuju tugu batas Kleco, saya duduk di depan karena takut kebabalasan. Tapi ternyata….Eh…cit….bisnya kebabalasan 20 meter dari tugu batas. Lalu saya telpon sopir, untuk nyusul ke timur. Pas saya turun dan ambil bagasi, sopir saya datang dan membantu membawakan barang-barang. Setelah sampai rumah sekitar pkl.00.00, saya sibuk ngeluarin pakaian kotor, mandi, minum dan lalu ……. tidur pulas dengan beribu kenangan indah dan manis. Sementara rekan-rekan yang lain, ada yang turun di Nonongan, Jebres dan Kampus tercinta Kentingan Solo. Ada yang langsung pulang kerumah tapi ada pula yang ikutan tidur dirumah teman karena kemalaman. Kapan jalan-jalan lagi, ya ? Semua terasa indah, manis dan fresh…. Selamat bobok, ……….Selamat mimpi yang indah………..